Ketahuilah
bahwa perintah Allah ada yang wajib dan ada yang sunah. Yang wajib merupakan
harta pokok. Dia adalah modal perdagangan yang dengannya na bisa selamat.
Sementara yang sunah merupakan laba yang dengannya kita bisa meraih derajat
mulia.
Nabi
saw. bersabda, "Allah Swt. berfirman, 'Tidaklah orang-orang
mendekatkan diri pada-Ku dengan melaksanakan apa yang Kuwajibkan pada mereka,
dan tidaklah seorang hamba mendekatkan diri padaku dengan amal-amal sunah,
sehingga Aku mencintainya. Jika Aku sudah mencintainya, maka Aku menjadi
telinganya yang mendengar, matanya yang melihat, lidahnya yang berbicara,
tangannya yang memegang, dan kakinya yang berjalan."
Engkau tidak akan dapat menegakkan perintah
Allah, kecuali dengan senantiasa mengawasi hati dan anggota badanmu pada setiap
waktu dan pada setiap tarikan nafasmu, dari pagi hingga sore. Ketahuilah bahwa
Allah Swt. menangkap isi hatimu, mengawasi lahir dan batinmu, mengetahui semua
lintasan pikiranmu, langkah-langkahmu, serta diam dan gerakmu. Saat bergaul
dan menyendiri, engkau sedang berada di hadapan-Nya. Tidak ada yang diam, dan
tak ada yang bergerak, melainkan semuanya diketahui oleh Penguasa langit, Allah
Swt.
"Dia
mengetahui khianatnya mata dan apa yang disembunyikan hati" (Q.S. Ghafir:
19),
"Dia
Maha Mengetahui yang rahasia dan tersembunyi" (Q.S. Thaha: 7).
Oleh
karena itu, hendaklah engkau beradab di hadapan Allah Swt. dengan adab seorang
hamba yang hina dan berdosa di hadapan-Nya. Berusahalah agar Allah tidak melihatmu
sedang melakukan sesuatu yang dilarang dan tidak melaksanakan apa-apa yang
diperintah. Hal itu hanya bisa terwujud jika engkau bisa membagi waktu dan mengatur
wirid-wiridmu dari pagi hingga petang. Jagalah perintah Allah Swt. yang
diwajibkan kepadamu, sejak dari bangun tidur hingga engkau kembali ke pembaringan.
01. Adab Tidur
Jika
engkau ingin tidur, hamparkan tempat tidurmu dengan menghadap kiblat. Lalu
tidurlah diatas sisi kananmu seperti tidurnya mayit di liang kuburnya. Ketahuilah
bahwa tidur adalah bagaikan kematian dan terjaga adalah bagaikan bangkit. Bisa
jadi, Allah menggenggam rohmu di malam itu. Maka dari itu, bersiap-siaplah
untuk menghadapinya dengan tidur dalam keadaan suci dan usahakan agar wasiatmu
telah tertulis di bawah kepalamu. Engkau tidur seraya bertobat dan meminta
ampunan dari semua dosa dengan tekad tidak akan berbuat maksiat lagi.
Bertekadlah untuk berbuat baik kepada semua muslim jika Allah membangunkanmu.
Ingatlah bahwa engkau akan berbaring di liang kubur seperti itu
seorang diri, hanya ditemani oleh amalmu. Engkau hanya akan dibalas sesuai
dengan amal perbuatanmu itu.
Jangan
sampai engkau menghendaki tidur yang banyak dengan menghampar kasur empuk
karena tidur adalah
menghentikan kehidupan. Kecuali, jika bangunmu justru menjadi bencana bagimu
sehingga tidur tersebut lebih membuat agamamu selamat. Ketahuilah bahwa malam
dan siang seluruhnya berjumlah dua puluh empat jam. Jangan sampai tidurmu
sepanjang siang dan malam lebih dari delapan jam. Karena, jika engkau berumur
sekitar enam puluh tahun cukup bagimu membuang dua puluh tahun darinya, atau
sepertiga dari umurmu itu.
Ketika
tidur, kembalilah bersiwak dan bersuci. Bertekadlah untuk bangun malam atau
bangun sebelum subuh. Dua rakaat di tengah malam merupakan salah satu harta
kekayaan yang berharga mulia. Perbanyaklah harta kekayaanmu itu guna
menghadapi hari miskinmu. Sebab, harta kekayaan dunia sama sekali tak akan berguna
jika engkau binasa.
Ketika
tidur, ucapkanlah:
Bismika rabbii
wadha’tu janbii wabismika arofa’uhu faghfirlii dzanbii. Allahumma bismika ahya
wa amuut wa a’udzubika allahumma min-syarri kulli dzii syarri. Wa min syarri
kullidabbatin anta akhidzdzi binashiyatiha, inni rabbi ’alaa shirath mustaqiim.
Allahumma antal wali falaiisa qablaka syai’in, wa antal akhirufalaisa ba’da
katsi’in Wa antazhzhihiru falaisa fauqaka syai’in Wa antal bathinu falaisa
duunaka syai’in Iqdhii ‘anniid dunya wa aghninii minal faqri. Allahumma
antalkhalaqta nafsii wa anta tatawwafaha, laka mamatuha wa mahyaha, in amattaha
faghfirlaha wa in ahyaitaha fahfazhha bimatahfazhu bihi ‘ibadakash shalihiin.
Allahumma inni as ‘alukal ‘afwa wal ‘afiyata fiiddiin waddunya wal aakhirati.
Allahummaaiqithnii fii ahabiissa ‘ati ilaika was ta’malnii bi ahabbil ‘amal
ilaika hatta tuqarribanii ilaika zulfa wa tub ‘idanii ‘an sakhathika ba’da an
as alakafatu’thiinii wa astaghfiraka fataghfirulii wa ad’uuka fatastajiibulii.
"Dengan nama-Mu
wahai Tuhanku, kuletakkan punggungku dan dengan nama-Mu pula kuangkat serta ampunilah
dosa-dosaku. Ya Allah,
lindungi aku dari siksaMu pada hari para hamba-Mu dibangkitkan. Ya Allah,
dengan nama-Mu aku hidup dan mati. Aku berlindung pada-Mu dari keburukan segala
sesuatu yang memiliki keburukan serta dari kejahatan setiap yang melata. Engkaulah
yang menggenggam ubun-ubunnya. Sesungguhnya Tuhanku berada di jalan yang
lurus. Ya Allah, Engkaulah Yang Maha Pertama yang tidak didahului oleh sesuatu
dan Engkau pula Yang Maha Terakhir yang tak ada sesuatu sesudah-Mu. Engkau
Mahatampak, tak ada sesuatu di atas-Mu. Engkau Maha Tersembunyi, tak ada
sesuatu di bawah-Mu. Bayarkanlah hutangku dan angkatlah aku dari kemiskinan.
Ya Allah, Engkau yang menciptakan diriku dan engkau pula yang mewafatkannya.
Kematian dan kehidupannya ada pada kekuasaanMu. Jika engkau matikan diriku
ini, maka ampunilah dia, dan jika engkau hidupkan, maka jagalah dia sebagaimana
engkau menjaga para hamba-Mu yang saleh. Ya Allah aku meminta pada-Mu
pengampunan dan keselamatan di dunia dan akhirat. Ya Allah, bangunkan aku
dalam waktu terbaik menurutmu. Buatlah aku melakukan perbuatan-perbuatan yang
paling Kau senangi sehingga hal itu akan mendekatkan diriku pada-Mu dan
menjauhkannya dari murka-Mu setelah aku meminta pada-Mu. Setelah aku meminta
pada-Mu, maka Engkau memberikannya, aku meminta ampunan pada-Mu maka Kau
terima, dan aku berdoa pada-Mu maka Kau kabulkan untukku."
Kemudian bacalah ayat al-Kursi dan amana ar-rasalu (surat al-Baqarah: 285)
sampai akhir surat. Lalu surat al-Ikhlas, al-Falaq, dan an-Nas,
serta al-Mulk. Usahakan engkau tidur dalam keadaan berzikir pada Allah SWT. dan dalam keadaan suci karena siapa yang
melakukan itu, ia akan naik berserta rohnya ke arasy, dan dicatat sebagai orang
yang sedang salat sampai bangun kernbali. Apabila engkau sudah bangun, lakukanlah
apa yang telah kujelaskan sebelumnya padamu. Hendaklah engkau hidup teratur
seperti itu dalam sisa umurmu. Apabila engkau tak bisa melakukannya secara
konsisten, sabarlah sebagaimana sabarnya orang sakit ketika menahan pahitnya
obat dan ketika menunggu saat kesembuhan. Renungkanlah umurmu yang berusia
pendek. Jika engkau hidup seratus tahun misalnya, maka usia tersebut sangat
pendek jika dibandingkan dengan lama-mu tinggal di negeri akhirat karena ia
merupakan negeri keabadian. Perhatikan bahwa jika engkau bisa bersabar
menghadapi beban penderitaan dan kehinaan dalam mencari kehidupan dunia selama
sebulan atau setahun karena berharap bisa beristirahat sesudahnya selama dua
puluh tahun misalnya, lalu bagaimana engkau tak mau bersabar selama beberapa
hari untuk ibadah guna mengharap kehidupan abadi? Jangan perpanjang angan-anganmu,
karena hal itu akan memberatkanmu dalam beramal. Perhitungkanlah dekatnya
kematianmu lalu katakan pada dirimu: Jika aku bisa bersabar menghadapi
penderitaan hari ini barangkali aku mati malam nanti, dan aku akan
bersabar pada malamnya karena barangkali aku mati esok hari. Sesungguhnya
kematian tidak hanya datang pada saat tertentu, kondisi tertentu, atau pada
usia tertentu. Yang jelas, ia pasti datang dan harus siap dihadapi. Bersiap-siap
menghadapi kematian lebih utama ketimbang bersiap-siap menghadapi dunia. Engkau
tahu bahwa dirimu tidak akan lama tinggal di dalam dunia. Oleh karena itu,
yang tersisa dari hidupmu barangkali hanya tinggal satu hari atau satu tarikan
nafas. Tanamkan hal ini dalam hatimu setiap hari. Paksakan dirimu untuk
bersabar dalam taat kepada Allah SWT. hari demi hari. Jika engkau
memperhitungkan akan hidup selama lima puluh tahun, maka engkau akan sulit
untuk bisa bersabar dalam menaati Allah SWT.
Manakala engkau bisa bersabar selalu setiap
hari, ketika meninggal
engkau akan mendapati kebahagiaan yang tak ada habis-habisnya. Sementara jika
engkau menunda-nunda dan meremehkan, kematian itu akan mendatangimu pada
waktu yang tak kau duga sehingga engkau akan menyesal dengan penyesalan yang
tak berujung. Ketika pagi, sekelompok makhluk mulia bertahmid dan ketika mati,
datang berita yang benar itu kepadamu, "Setelah beberapa waktu, engkau
akan mengetahui kebenaran berita Alquran tersebut" (Q.S. Shaad: 88).
Jika
sebelumnya kami sudah menunjukkan urutan wirid padamu, kami akan sebutkan di
sini bagaimana cara dan adab-adab melaksanakan salat dan puasa serta bagaimana
adab menjadi imam dan panutan, juga bagaimana melaksanakan salat jumat.
02. Adab Shalat
Apabila engkau telah
selesai membersihkan kotoran dan najis yang terdapat di badan, pakaian, dan
tempat salat, juga engkau telah menutup aurat dari pusar sampai dengkul, maka
berdirilah menghadap ke arah kiblat dengan kaki yang lurus tapi tidak dirapatkan
sedangkan engkau berada dalam posisi tegak. Lalu bacalah surat an-Naas guna berlindung
dari setan yang terkutuk. Hadirkan hatimu ketika itu. Buanglah segala bisikan
dan rasa was-was. Perhatikan kepada siapa engkau sedang menghadap dan bermunajat
sekarang. Hendaknya engkau malu untuk bermunajat kepada Tuhan dengan hati
yang lalai dan dada yang penuh dengan bisikan dunia beserta kebejatan syahwat.
Sadarlah bahwa Allah Swt. mengetahui semua yang tersembunyi di dalam dirimu
dan melihat hatimu. Allah hanya menerima salatmu sesuai dengan kadar
kekhusyukan, ketundukan, dan ketawaduanmu.
Sembahlah Allah dalam salatmu seakan-akan
engkau melihat-Nya. Apabila engkau tak melihat-Nya, sesungguhnya Dia
melihatmu. Jika hatimu tidak hadir dan anggota badanmu tidak bisa tenang maka
hal itu disebabkan engkau tidak betul-betul mengenal keagungan-Nya. Bayangkan
jika ada seorang saleh di antara keluargamu yang melihatmu ketika engkau salat.
Pada saat itu, pasti hatimu akan khusyuk dan anggota badanmu akan tenang.
Lalu, tanyakan pada dirimu, "Wahai jiwa yang buruk, tidakkah engkau malu
kepada Pencipta dan Tuanmu?" Apabila engkau mampu salat secara khusyuk
dan tenang karena dilihat seorang hamba yang hina, yang tak bisa memberikan
manfaat atau bahaya padamu, sedang engkau mengetahui bahwa Dia melihatmu tapi
engkau tak takut pada keagungan-Nya, apakah Allah SWT. lebih rendah
dibandingkan hamba-Nya itu? Betapa durhaka dan bodohnya engkau! Betapa engkau
memusuhi dirimu itu!
Obatilah hatimu dengan cara itu, barangkali ia
akan menjadi hadir dalam salatmu. Salatmu hanyalah saat engkau sadar kepadanya.
Adapun salat yang engkau kerjakan dengan hati yang lalai dan lupa, maka ia butuh
pada istigfar dan perenungan.
Manakala hatimu sudah hadir, jangan lupa mengucapkan
ikamah kalau engkau salat sendirian. Tapi, jika engkau menunggu datangnya
jamaah yang lain hendaknya engkau melakukan azan lalu ikamah. Apabila engkau
sudah mengucapkan ikamah, berniatlah dan bacalah dalam hatimu, "Aku
laksanakan salat lohor karena Allah Swt." Usahakan niat tersebut hadir
dalam hatimu ketika engkau bertakbir. Jangan sampai niatmu tak kau sadari
sebelum takbir selesai. Angkatlah tanganmu saat bertakbir ke arah pipi dan
pundakmu dengan jari-jari yang tidak dihimpitkan. Jangan terlalu menempel ataupun
menjauh. Yang penting ibu jarimu berada di hadapan kedua cuping telingamu,
ujung-ujung jarimu berada di atas kuping, serta telapak tangan di atas pundak.
Jika kedua telapak tanganmu sudah berada pada posisi terwbut bertakbirlah lalu
turunkan kembali dengan perlahan. Saat diangkat atau diturunkan, jangan kau
hentakkan tanganmu ke depart secara keras dan jangan pula diangkat sampai ke belakang.
Selain itu, jangan kau gerakkan ia ke kanan atau ke kiri. Ketika diturunkan,
mulailah engkau meletakkan tanganmu di atas dada. Iangan kanan berada di atas
yang kiri. Renggangkan lari-jari kananmu di lengan tangan yang kiri. Genggam di
atas siku. Setelah bertakbir bacalah:
Allahu
akbar kabiiran walhamduilllah katsiiran wa subhanalla bukrattan wa ashiilla,
inni wajjahtu wajhiya lilladzii fatharas samawati wal ardha haniifan musliman
wa ma ana minal musyrikin. Inni shalatii wa nusukii wa mahyaya wamamatii
lillahi rabbil ‘alamiin laa syarikallahuwa bi dzalika umirtu wa ana minal
muslimiin.
"Allah
Mahabesar dengan segala sifat kebesaran-Nya. Pujian bagi Allah
sebanyak-banyaknya dan Mahasuci Allah pada tiap pagi dan sore. Aku hadapkan
wajahku pada Tuhan yang mencipta langit dan bumi dengan lurus dan aku bukan
dari golongan yang musyrik. Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku, dan
matiku semata-mata karena Tuhan seru sekalian alam. Tiada sekutu bagi-Nya.
Begitulah aku diperintah dan aku termasuk dari golongan Islam (menyerah dan
patuh)."
Setelah itu, bacalah al-Fatihah dengan tekanan
yang kuat. Usahakan untuk membedakan antara huruf dhad dan zha'
dalam bacaan salatmu. Lalu ucapkan amin secara terpisah dengan
kata wala ad-dhaliin.
Nyaringkan bacaanmu pada salat subuh, magrib,
dan isya. Maksudnya, pada dua rakaat yang pertama, kecuali jika engkau menjadi
makmum. Jika menjadi makmum, nyaringkan bacaan amin. Lantas, dalam salat subuh,
bacalah salah satu surat yang panjang setelah bacaan surat al-Fatihah.
Sementara pada waktu magrib, cukup surat yang pendek. Adapun pada salat lohor,
asar, dan isya, bacalah surat yang pertengahan. Misalnya surat al-Buruj dan
yang semisalnya. Ketika salat subuh yang dilaksanakan dalam perjalanan, bacalah
surat al-Kafirun
dan surat al-Ikhlas. Jangan engkau sambungkan akhir bacaan surat dengan takbir
untuk rukuk, tapi pisahkan antara keduanya dengan seukuran bacaan subhanallah.
Ketika berdiri, usahakan untuk senantiasa
menunduk dengan hanya memandang tempat salatmu. Hal itu, akan membuatmu lebih
berkonsentrasi dan membuat hatimu lebih khusyuk. Jangan engkau menoleh ke kiri
atau ke kanan pada saat sedang salat.
Lalu bertakbirlah untuk rukuk. Angkat tanganmu
dengan cara yang sudah dijelaskan sebelumnya. Panjangkan bacaan takbir sampai
engkau berada pada posisi rukuk. Lalu, letakkan
telapak tanganmu di atas lutut sementara jari-jemarimu berada pada posisi yang
renggang. Tegakkan lututmu serta bentangkan punggung, leher, dan kepalamu
secara lurus. Lantas, jauhkan sikumu dari pinggang.
Sementara untuk wanita tidak demikian karena mereka
hendaknya menempelkan yang satu dengan yang lain. Lalu ucapkan:
Subhana rabbiyal ‘azhiim
"Mahasuci
Tuhanku Yang Mahaagung."
Bacaan tersebut diucapkan sebanyak tiga kali.
Jika engkau salat sendirian, bagus pula kalau ditambah sampai menjadi tujuh
atau sepuluh kali. Kemudian angkat kepalamu sampai berdiri tegak seraya
mengangkat tangan dan membaca:
Sami ‘allahu liman
hamidah
"Allah
mendengar siapa yang memuji-Nya."
Apabila
engkau telah berdiri tegak lurus, ucapkan:
Rabbana lakal hamdu
mil'as samawati wa mil ardhi wa mil ama syi’ta min syai’in ba’du
"Wahai Tuhan kami,
segala puji bagi-Mu sepenul langit dan bumi dan sepenuh apa yang Kau kehendak
sesudah itu."
Apabila
engkau sedang dalam melakukan salat subuh, bacalah doa qunut pada rakaat kedua
ketika dalan posisi iktidal. Lalu, sujudlah dengan bertakbir tanpa mengangkat
kedua tangan. Pertama-tama, letakkanlal kedua lututmu diikuti kemudian oleh
kedua tanganmi lalu dahimu yang berada dalam keadaan terbuka. Letakkan hidung
beserta dahimu. jauhkan sikumu dari pinggang dan
angkat perutmu dari paha (Hal ini tidak berlaku bagi wanita).
Letakkan kedua tanganmu di atas tanah sejajar dengan pundakmu. Jangan kau
bentangkan lenganmu di atas tanah. Dan ucapkan:
Subhana rabbiyal ‘alaa
"Mahasuci
Tuhanku Yang Mahatinggi"
Doa
di atas dibaca sebanyak tiga kali, tujuh kali, atau sepuluh kali jika engkau
salat sendirian.
Lalu,
angkat kepalamu dari sujud seraya bertakbir sampai engkau duduk dengan tegak.
Duduklah di atas kaki kiri. Tegakkan kaki kananmu. Letakkan kedua tanganmu di
atas paha dengan jari-jemari yang renggang. Lantas ucapkan (minimal):
‘rabbighfirlii
warhamnii warzuqni wajburnii wa ‘afinii wa ‘afuanii
"Ya Tuhan, ampunilah
aku, sayangilah aku, berikar rezeki padaku, pimpinlah aku, tambahkan kekuranganku,
dan maafkanlah daku."
Kemudian
lakukan sujud yang kedua sama seperti sebelumnya. Lalu duduk tegak sebentar
untuk istirahat
pada setiap rakaat yang tak disertai tasyahud.
Setelah
itu, engkau berdiri dan meletakkan kedua tangan di atas tanah. Jangan engkau
mendahulukan salah satu kakimu ketika berdiri. Mulailah dengan takbir untuk
berdiri saat hampir selesai dari duduk istirahat. Panjangkan bacaan takbir
tersebut sampai pada posisi setengah berdiri. Usahakan agar duduk istirahat
tersebut berlangsung sebentar. Lalu, laksanakan rakaat kedua seperti rakaat
pertama. Ulangi membaca taawud ketika memulai. Lalu duduklah pada rakaat kedua
untuk membaca tasyahud pertama. Saat duduk tasyahud, letakkan tangan kananmu
di atas paha kanan dengan jari yang tergenggam kecuali jari telunjuk dan ibu
jari. Berilah
isyarat dengan jari telunjukmu yang kanan saat membaca illallah (kecuali Allah), bukan pada kata-kata Iaa ilaha (tiada Tuhan). Sementara itu, engkau letakkan
tangan
kirimu dengan jari jari terbuka di atas paha kiri. Duduklah di atas kaki kiri
dalam tasyahud pertama ini seperti ketika
duduk antara dua sujud. Adapun pada tasyahud
akhir, duduklah secara tawaruk (di atas pangkal paha). Setelah mengucapkan
salawat atas Nabi Saw., bacalah doa yang sudah dikenal. Duduklah di atas pangkal
paha yang kiri sementara kaki kirimu keluar dari sisi bawah. Tegakkan posisi
kaki kananmu lalu ucapkan salam dua kali dari ke kanan dan kiri. Menolehlah
hingga tampak putihnya kedua pipimu dari kedua sisi. Berniatlah untuk
menyudahi salat dan arahkan salammu pada para malaikat dan kaum muslim yang
berada di sampingmu. Begitulah gerakan salat sendirian.
Tiang
penopang salat adalah kekhusyukan dan kehadiran hati disertai bacaan, dan
pemahaman. Hasan al-Basri rahimahullah berkata, "Setiap
salat yang tidak disertai oleh kehadiran hati akan cepat terkena hukuman."
Rasul Saw. bersabda, "Seorang hamba adakalanya melakukan salat tapi
ia tidak mendapat seperenam atau sepersepuluh
dari salatnya. Karena, ganjaran salat bagi seorang hamba sesuai dengan kadar
kekhusyu'kannya."
03. Adab Menjadi Imam
Seorang imam hendaknya meringankan salat. Anas
bin Malik r.a. berkata, "Aku tidak melakukan salat di belakang seorang pun
yang lebih ringan dan lebih sempurna salatnya dari pada salat Rasulullah
Saw."
Seorang imam hendaknya tidak bertakbir sebelum
muazin membacakan iqamah dan sebelum shaf salat lurus sempurna. Ia harus
meninggikan suara ketika bertakbir, sementara makmum tidak meninggikan suara
kecuali sebatas yang bisa ia dengar sendiri. Imam harus berniat menjadi imam
guna memperoleh keutamaan. Jika sang imam tak berniat, salat para jamaah tetap
sah apabila mereka telah berniat mengikutinya. Mereka juga memperoleh pahala
bermakmum. Imam tidak boleh menyaringkan bacaan iftitah dan ta'awudz
sebagaimana dalam salat sendirian. Tapi ia menyaringkan bacaan al-Fatihah
dan surat sesudahnya dalam salat-salat subuh, serta dalam dua rakaat pertama
magrib dan isya. Dalam salat jahar (yang dibaca secara keras), makmum
menyaringkan ucapan amin dengan bersama-sama imam,
bukan sesudah imam. Lalu, imam diam sejenak setelah membaca surat al-Fatihah.
Di saat itulah makmum membaca surat al-Fatihah agar sesudahnya ia bisa mendengarkan
bacaan imam. Pada salat jahar, makmum tidak membaca surat kecuali jika
ia tidak mendengar suara imam. Hendaknya seorang imam tidak membaca tasbih
dalam rukuk dan sujud lebih dari tiga kali dan juga tidak memberikan tambahan
dalam tasyahud awal setelah membaca salawat kepada Nabi. Pada dua rakaat
terakhir, imam cukup membaca surat al-Fatihah, tidak usah menambah-nambahnya
lagi. Juga ketika tasyahud akhir imam cukup membaca tasyahud dan salawat kepada
Rasulullah Saw. Ketika bersalam, imam hendaknya berniat memberikan salam kepada
semua jamaah sedangkan jamaah atau makmum dengan salamnya berniat
menjawab salam imam. Setelah itu imam berdiam sebentar dan menghadap kepada
para jamaah. Jika yang ada di belakangnya adalah para wanita, maka ia tidak
usah menoleh sampai mereka bubar. Hendaknya makmum tidak berdiri sampai imam
berdiri, lalu imam pergi entah ke arah kanan atau tapi lebih baik ke arah
kanan.
Imam
tidak boleh berdoa untuk dirinya sendiri dalam membaca qunut subuh tapi
hendaknya ia mengucapkan Allahumma ihdina (Ya Allah, tunjukkan kami) dengan
suara nyaring, sedangkan para makmum mengamininya tanpa mengangkat tangan
mereka karena
hal itu tak terdapat dalam riwayat. Selebihnya makmum membaca sendiri sisa
dari doa qunut tersebut, yakni dimulai dari Innaka la yaqdhi wa la yuqdha 'alaika. Makmum tidak boleh berdiri
sendirian secara terpisah, Ia harus masuk ke dalam barisan atau menarik orang
lain untuk membuat barisan dengannya. Makmum tak boleh berdiri di depan iman,
mendahului, atau bergerak
secara bersamaan dengan gerakan imam. Tapi, Ia harus melakukannya sesudah
imam. Ia tak boleh rukuk kecuali setelah imam sempurna dalam posisi rukuk.
Begitu pun, ia tak boleh sujud selama dahi imam belum sampai di tanah.
04. Adab Salat Jum'at
Ketahuilah bahwa Jum'at merupakan hari raya
bagi orang-orang
yang beriman. Ia merupakan hari mulia yang khusus diperuntukkan Allah bagi umat
ini. Di dalamnya ada saat-saat penting yang apabila seorang mukmin meminta
kebutuhannya kepada Allah SWT, pasti Allah akan mengabulkan. Oleh karena itu,
persiapkanlah dirimu untuk menghadapi hari raya tersebut semenjak hari Kamis
dengan cara membersihkan pakaian dan banyak bertasbih dan istigfar pada Kamis
petang (sore)-nya, karena keutamaan saat itu sama dengan keutamaan hari Jumat.
Berniatlah untuk berpuasa untuk hari Jumat. Tetapi harus dengan hari Kamis
atau hari Sabtu, tidak boleh dikerjakan pada hari Jumat saja.
Jika subuh telah tiba, mandilah dengan niat
mandi Jumat karena mandi pada hari Jumat hukumnya sunah muakkad. Kemudian
berhiaslah dengan memakai pakaian putih karena itulah pakaian yang paling
dicintai Allah Swt, lalu pakailah parfum yang paling wangi yang kamu miliki,
dan bersihkan badanmu dengan bercukur rambut, menggunting kuku, bersiwak, dan
yang lainnya, kemudian segeralah bergegas menuju mesjid dan berjalanlah dengan
perlahan dan tenang. Nabi Saw. bersabda, "Siapa yang pergi untuk salat
Jumat di waktu yang pertama seakan-akan ia telah berkurban unta, siapa yang
pergi pada waktu kedua seakan-akan ia berkurban sapi betina, siapa yang pergi
di waktu ketiga, seakan-akan ia berkurban kambing kibas, siapa yang pergi di
waktu ke empat seakan-akan ia berkurban ayam, siapa yang pergi di waktu kelima
seakan-akan ia berkurban telur. Jika imam sudah keluar atau naik mimbar, maka
lembaran-lembaran itu pun dilipat dan pena-pena diangkat, sementara
para malaikat berkumpul di mimbar untuk mendengarkan zikir / peringatan."
Disebutkan bahwa kedekatan manusia dalam pandangan
Allah SWT, bergantung pada cepatnya mereka menuju salat Jumat. Kemudian,
apabila engkau berada di mesjid, usahakan untuk berada di shaf yang pertama.
Jika manusia sudah banyak berkerumun, jangan melewati pundak mereka dan jangan
pula lewat di hadapan mereka yang sedang salat. Duduklah dekat tembok agar
mereka tidak lewat di depanmu. Sebelum itu lakukanlah salat tahiyyatul masjid.
Lebih baik lagi, kalau engkau salat sebanyak empat rakaat. Dalam setiap rakaat,
setelah membaca surat al-Fatihah, engkau membaca surat al-Ikhlas sebanyak lima puluh
kali. Disebutkan dalam satu riwayat bahwa siapa yang melakukan amalan tersebut,
ia tidak akan meninggal dunia sampai melihat tempat duduknya
di surga atau hal itu diperlihatkan padanya. Jangan sampai engkau meninggalkan
salat tahiyyatul masjid walaupun imam sedang berkhotbah. Disunahkan agar dalam
empat rakaat itu engkau membaca surat al-An'am, surat al-Kahfi,
surat Thaha, dan surat Yasin. Jika tidak mampu, engkau
bisa membaca surat Yásin, surat ad-Dukhan' , surat Alif Lam Mim,
as-Sajadah, dan surat al-Mulk. Sebaiknya engkau membaca surat tersebut pada
malam Jumat karena di dalamnya banyak sekali keutamaan. Siapa yang tak bisa,
perbanyaklah membaca surat al-Ikhlas.
Perbanyaklah membaca salawat atas Rasulullah SAW. khususnya pada hari tersebut. Manakala imam
atau khatib sudah naik mimbar, berhentilah dari salat dan berbicara. Sibukkan
dirimu dengan menjawab panggilan azan serta dengan mendengarkan
khotbah dan ceramah. Sama sekali tak boleh
berbicara ketika khatib sedang berkhotbah. Dalam riwayat
disebutkan, "Siapa yang berkata kepada temannya, `Diamlah” saat
imam berkhotbah
maka ia telah berbuat sia-sia. Dan siapa yang berbuat sia-sia, maka ia tak
mendapat keutamaan Jumat." itu karena perintah diam itu
sendiri berbentuk ucapan. Sebaiknya larangan diberikan dalam bentuk isyarat, bukan
dengan kata-kata.
Lalu ikutilah perbuatan imam seperti telah
disebutkan sebelumnya. Apabila telah selesai, sebelum berbicara bacalah surat
al-Fatihah, surat al-Ikhlas, surat al‑Falaq dan surat an-Naas,
masing-masing tujuh kali. Itu akan melindungimu dari Jumat ke Jumat,
juga akan menjagamu
dari setan. Setelah itu, bacalah:
“Allahumma
yaa ghaniyy yaa hamiid yaa Mubdii yaa mu’iid yaa rahiimi yaa waduud
aghninii bihalalika ‘an haramika bi fadhlika ‘an ma’shiyatika wabifadhlika
‘amman siwaak.”
"Ya Allah wahai Zat
Yang Mahakaya, Maha Terpuji, Maha Memulai, Maha Mengembalikan, Maha Penyayang,
dan Maha Pemberi. Berilah
kecukupan padaku dengan yang halal bukan yang haram; dengan taat, bukan
maksiat; dan dengan karunia-Mu, bukan selain-Mu."
Setelah itu, lakukanlah salat dua rakaat atau
enam rakaat yang dilakukan dengan dua-dua. Semua itu terdapat dalam riwayat yang
berasal dari Rasulullah Saw. dalam kondisi yang berbeda-beda.
Kemudian menetaplah di mesjid sampai waktu maghrib
atau asar. Hendaknya engkau selalu memperhatikan waktu yang mulia. Sebab, waktu
mulia tersebut terdapat sepanjang hari itu, tapi tidak ditentukan secara pasti.
Mudah-mudahan engkau memperolehnya ketika sedang berada dalam kondisi yang
khusyuk dan tunduk kepada Allah SWT. Selama di mesjid, jangan
engkau mendekati majelis cerita dan kisah. Tapi, hendaknya engkau menghampiri
majelis yang berisi ilmu yang bermanfaat. Majelis itulah yang bisa membuatmu
lebih takut kepada Allah dan membuatmu kurang cinta pada dunia. Jika suatu ilmu
tak mampu mengajakmu untuk meninggalkan dunia menuju akhirat, maka lebih baik
tak usah mengetahui ilmu tersebut. Berlindunglah kepada Allah dari ilmu yang
tak bermanfaat.
Perbanyaklah berdoa ketika matahari terbit,
tergelincir, dan terbenam, ketika khatib naik mimbar, dan ketika orang-orang
berdiri untuk menunaikan salat, karena kemungkinan besar itulah waktu-waktu
yang mulia.
Berusahalah
untuk bersedekah semampumu pada hari tersebut walaupun sedikit. Dengan
demikian, engkau telah mengumpulkan antara salat, puasa, sedekah, membaca
Alquran, zikir, dan iktikaf. Jadikan hari tersebut sebagai waktu yang khusus
kau peruntukkan bagi akhiratmu ; barangkali is menjadi penebus dosa bagi
hari-hari lainnya dalam seminggu.